Sekapur sirih

Alhamdulilah blog ini dapat kami susun, blog ini merupakan sarana menggali, menyalurkan dan mengembangkan Sastra di Trenggalek di mana di sini di sajikan karya putra-putri Trenggalek, baik berupa Puisi mau pun cerpen, semoga hadirnya blog ini mampu di terima di hati para pembaca kususnya pecinta sastra dan semoga mampu memberikan manfaat karena setidaknya adanya blog Trenggalek Sastra ini merupakan salah satu bukti bahwa Trenggalek Kaya akan Sastrawan dan penulis-penulis baru.

Senin, 24 Agustus 2009

PUISI ANAK KOMPAS

Lingkaran Bulan

Ya, telah ku akui
jarak dan bahasa memisahkan kita
Tapi rinduku
bagai hembusan angin
Yang mendesah dan
mendesah dalam impian
Mengalir dan
mendesir
Mencari keteduhan
hati

Malam
alangkah kelam
Maut
yang bengis dibalut kain hitam
Masih
ku ingin di tepi pantai kuta
Hangat
desah nafsmu yang lembut
Seakan
mengguncang perasaanku
Tanpa
jarak dan bahasa
Kan ku jadikan cinta
seperti lilin
Yang
rela hancur menerangimu
Bagai
bumi dilingkaran sang bulan


By.
Sulistiana

PBSI
IIA


KESUNYIAN HATI

Di sudut jendela
kamar yang sunyi
Ku duduk
termenung seorang diri
Berfikir-berfikir
dan terus berfikir
Hidup…hidup…
Apakah yang
kucari dalam hidup ini

Cinta
yang fitrah dari Alloh
Wahai
saudaraku,
Bukan
wajah tampan yang menawan
Bukan
wajah cantik yang mempesona
Bukan
bertumpuk kekayaan dunia
Bukan
tutur kata dan rayuan
Tetapi….

Akhlak mulia
dalam keserasian
Tanggung jawab
dunia dan akhirat
Ibadah sunat dan
wajib yang sudah menjadi bagian
Senyum surga yang
sangat menawan
Dan juga
kenikmatan akhirat bias menjadi
Harapan….

By
: SULISTIANA

PBSI
IIA


SAAT LAMPION ITU MEREDUP
Karya : M3 BEB RTA

Luluh menghancurkan,
Menebarkan,
Menggantungkan janjinya,
Menembus maya,


Melati putih salam genggaman,
Menabur kesedihan,
Dan tanah bersamanya,
Menjadi istananya,


Hidup dalam kerapuhan,
Sedih tak terhapuskan
Dan hati ini menolaknya,
Karena dia masih milikku jua

NYANYIAN SAYANG
Karya : M3 BEB RTA


Aku …
Memelukmu,
Tapi melukaimu,
Dan bukan aku

Sebenarnya
say ang,
Tak
mau menyayang,
Dan
terang,
Bukan
menjadi penerang

Masih menunggu,
Janji putih dalam
ingkarmu,
Dan aku,
Menghancurkanmu,
karena kamu….


MALAM SERIBU
Karya : M3 BEB RTA


Jika bangsaku,
Menjadi milikku,
Oh… tapi bukan
Karena bangsaku
mengenaskan,

Karena
bangsaku jadi miliknya
Bukan
milik kita
Dan
menjadi hantu seterusnya

Berontak tapi
luluh,
Tak tersatukan
Membagi dalam
banyak permainan

Drama,
pensi ataukah wayang,
Diolak-alik,
gonjang-ganjing
Menjadi
kematian dalam liang,
Karena
kalian hancurkan jiwa yang terang

MALAM SERIBU BUTA
Karya : M3 BEB RTA


Bangsaku tidak mati,
Melainkan ada tangan belati,
Ular-ular pemberontak,
Bagai tengkorak

Membunuh jiwa dan hati,
Membisukan mulut ini,
Membawa riak,
Menjadi boomerang sekarang dan kelak.

Berada disurga bagai mimpi,
Tempat tak dimiliki,
Karena kalian yang haus kekuasaan.
Dan buta, tuli jadi milik kalian


DULU SEKARANG DAN NANTI

Karya
: M3 BEB RTA


Jika dulu mereka
menderita
Maka semua bahagia
Karena
pengorbanannya
Adalah
perjuangannya

Hanya kita
sekarang bagai boneka
Karena
payung kita hanya sementara
Bukan
untuk selamanya
Mka tulus
bukan hatinya

Dan ini kiamat
isi bansa
Bukan kematian
bangsa
Dan hati bangsa
adalah jiwa kita
Bukan hati kita
yang jiwa mereka

Sampai
nanti dunia
Berontak
menyamai kita
Menghancurkan
kehidupan yang bagai boneka
Dan mereka
diatas tertawa….

GUNUNG YANG BINASA


Karya
: M3 BEB RTA


Dia menangis
dibalik kemewahan,
Terkujur luluh
dalam kelelahan,
Dan tertawa
diatas drama permainan,
Mengusung
kesedihan menjadi makanan.

Jika
hidup jadi raja,
Dan
jika mati bukan gugur tapi binasa,
Hilang
tanpa kenangan bahagia,
Melainkan
kecaman tiap insane jiwa.

Tanpa isi yang
menjanjikan,
Tanpa janji yang
dilakukan,
Dan gunung bagai
kalian
Yang tinggi tanpa
harga diri, merebut kemenangan.

KEINDAHAN MU

Karya
: M3 BEB RTA


Masa yang indah
dalam alunan musik bangsa,
Yang telah kau
sentuh dengan jari jemari lentikmu
Dan itulah sebuah
nyanyian selamat datang
Semua dapat
mendengar bisikmu
Dapat merasakan
kelembutanmu

Engkaulah
desahan lautan yang menetramkan
Pembawa
hasrat juang
Senyum
daratan yang menyejukkan
Bagi
jiwamu yang membentang luas
Air
mata surga bagai kesucian pembawa terang
Dan
setetes air bumi dari langit pikiranmu
Yang
tak berkesudahan

Kita terpesona
atas dirimu
Kartini….
Dengan keabadian yang
kukuh
Kau membukakan
mata kami dan memberi harapan…
Sampai seribu
langkah kaki kita di atas bumi yang
Menciptakan
kebahagiaan


BANGKIT DARI
KESEPIAN

Heningnya malam
Menusuk hatiku
Hembusan angina
sepoi
Menemani malamku

Ingin
kucari sang rembulam
Tuk
ceriakan hati ini
Hatiku
yang dilanda sepi
Tanpa
ada yang menemani


Ketika sang surya
terlelap
Mata hatiku
pejamkan kelopaknya
Tetap ku cari
sang rembulan
Tuk temani di
alam mimpi

Malam
menjelma menjadi pagi
Sang
surya memanjat kaki langit
Tampak
cahaya emas merahnya
Menyentuh
lembut kulit ini
Matapun mulai
terbuka
Tuk melihat
cakrawala
Sorot mata dan
suara hati
Mengetuk pintu
bumi
Tuk bangkit dari
kesepian ini.

Trenggalek,
19 Mei 2009

By
Beng

GADIS BERJILBAB BIRU

Wajahmu ayu
laksmana Bidadari turun dari kayangan
Wajahmu anggun
dalam balutan jilbab biru
Tuturmu santun
Tingkahmu sopan
Akhlakmu mulia seumpama
Dewi Fatima Azzahra

Wahai gadis
berjilbab biru
Perkenankanlah
daku mengenalmu
Izinkanlah
fikirku mengingat wajahmu
Relakanlah namamu
kuukir di dalam sanubariku

Meskipun aku
hanyalah seorang yang hina
Meskipun fikirku
kotor
Meskipun hatiku
penuh dengan dosa

Namun niatku
tulus nan suci
Niatku hanyalah
ingin mengagumimu
Makhluk ciptaan
Tuhan
Yakni dirimu,
wahai gadis berjilbab biru

TEKA TEKI CINTA

Apakah itu cinta?
Banyak orang
mencari cinta
Banyak orang
berkorban demi cinta

Benarkah
cinta itu indah?
Kenapa
hidup menjadi buruk karena cinta?
Benarkah
cinta itu suci?
Kenapa
hidup menjadi kotor karena cinta?
Benarkah
cinta itu bahagia?
Kenapa
hidup menjadi susah karena cinta?
Benarkah
cinta itu damai?
Kenapa
terjadi perang atas nama cinta?

Cinta….!!!
Sebuah kata yang
menyimpan arti
Menjadi teka-teki
Bagi hidup ini


Trenggalek,
12 Mei 2009

RESAH TANPAMU


Saat waktu
terlewati tanpa besamamu
Waktu seakan tak
mau berlalu
Jarum jam seakan
enggan melangkah manu
Antara pagi dan
siang pun ….
Terasa lama jika kulalui
tak bersamamu
Setiap langkah
detik waktu
Bergumam hatiku
dalam rindu
"Cepatlah berlalu
wahai hari-hari liburku…"

Bayanganmu selalu
menemani angan dan gerakku
Seakan tidurpun
tak bisa menghapus warna indahmu
Dalam tak
sadarpun bayangmu selalu setia
Memberi warna
indah untuk mimpi-mimpiku

Begitu beratnya….
Melewati hari,
menjunjung waktu
Tanpa bersamamu

By
: A –

D E N D A M

Rasa dendam yang
terpendam
Takkan pernah
hilang sampai akhir zaman

Rasa
sakit karena kau hianati
Takkan
pernah dapat terobati
Walaupun
engkau terhimpit bumi
Karena
hatiku telah mati
Untuk
melupakan sakit hati

Luka di dalam
hati
Akan terbawa
sampai mati

Kamu….kamu…!
Berhati-hatilah kamu
Karena
diri ini akan membalas sakit hati
Supaya
engkau mengerti
Betapa
pedihnya sakit hati


Dwi
Alista


RUMAHKU


Inilah tempatku
Tak pernah
tersapu
Tak ada sesuatu
Termasuk sebuah
pintu

Beratap
jerami
Beralaskan
tanah putih
Memang
ini yang ku miliki
Dan
Cuma ini …..

Tanpa ada hiasan
Aku masih tetap
bertahan
Demi kebahagiaan
Dimasa yang akan
datang


Dwi
Alista

CINTA TAK MESKI BERSAMA

Mengapa cinta tak meski
bersama
Kisahkupun berakhir luka
Haruskah cinta membuat
luka
Akankah cinta terkubur
slamanya

Berakhirlah sudah
tak mungkin kita bersama
Ku kubur semua
cerita
Ku lepas semua
untuk slamanya

Haruskah ku menunggu
Dalam sepiku
Walau kau tak tau
Berakhirlah sudah

Dwi
Alista


KETIKA MALAM KABUT KERINDUAN MENJELMA


Dinginnya malam
seakan mencekam
Kabut-kabut
kerinduan seakan menjelma
Bersama dinginnya
air hujan
Yang terus
menerus mengalir deras
Disertai angin
kencang


Tubuhku
sedingin es
Sekaku
jeruji besi
Akankah
kehangatan datang
Menghampiri
….
Bersama
ketulusan di hati

SEBERKAS SINAR


Di kala pagi yang
cerah tiba
Bayangmu ada
dipelupuk mataku
Ku ingin wajahmu
secerah sinar matahari
Yang selalu
menyinari kehidupanku


Di
kala hati gelisah
Di
kala hati gundah
Agar
aku dapat selalu berpijak
Berpijak
di bumi yang penuh arti


By
: Sulis

2A


?

Kami berdiri
bersama matahari
Ketika sang kala
menyapa
Kami tertidur
bersama rembulan
Kami terlelap
oleh sang bintang
Ketika nyanyian
malam
Menggetarkan
karena ke peribaan


Kami
ada di setiap kota
Kami
ada ketika keramaian
Membahana……
Kami
ada walaupun tersisih
Oleh
zaman
Oleh
cinta
Oleh
kemunafikan

Kami terhanyut
oleh keadaan
Kami bagai macan
dan bertemu api
Menari-nari dalam
dingin jeruji

Lihatlah
ibu ….
Betapa
agung perjuanganmu
Kini
aku bisa ikut berbangga
Melihat
hasil perjuanganmu
Sekarang
para Kartini muda
Buktikan
bahwa engkaupun bisa

Janganlah cuma
sekedar menerima
Semua aturn yang
dibuat dunia…
Tapi…
Tunjukkanlah pada
mereka
Bahwa wanitapun
bisa
Berkarya…
Bukan hanya
sekedar boneka
Yang bernyawa!

"NEGRI SEJAHTERA"
Bebas tikus
meraja-lela
Kapankah tiba
masanya
Menunggumu
menjadi pemimpin bangsa
Menggantikan
tikus-tikus itu
Apa kita
tak punya racun tikus…?
Racunilah
tikus-tikus itu
Sebelum
tikus itu mercuni kita
Hingga
kita menderita penyakit tikus
Atau kita
menjadi tikus pengganti tikus itu
Apa kita sayang
pada tikus tikus itu…?
Hingga terus kita
beri makan dan kandang
Atau kita
bercita-cita menjadi tikus
Aku tidak
Aku alergi
tikus
Bagaimana
denganmu?
Semoga
tidak…
Karena
masa depan bangsa ada di genggaman tanganmu
Yang tak
seharusnya
Kau
iklaskan selamanyajadi sarang tikus
Yang
menggrogoti punggung ibumu
Mengerat
roti anak anakmu
Basmi tikus-tikus
itu
Tapi jangan jadi
kucing pemangsa dirimu sendiri
Ngerti po
ra karepku…?
Lek ra
ngerti takono bapakmu
Yang telah
melahirkan tikus-tikus itu

By

TOSA

"JANJIKU"
Tak kan ku berhenti,gapai
mimpi walau takpasti
Sampai jadi
bangkai selaksa jalan ku lalui
Gunung badai tak
menghalangi
Dan…
Kau akan tau
siapa aku
Sekeras apa
hatiku
Kau antar didikanku
Kau tancap dan tanam di
hatiku
Teguh hati,prinsib akan
janjiku
Kau yang munculkan
tekat,tumbuhkan semangat,lahirkan bakat
Dan…
Kau semangat
dengan berita hangat
Tapi kaukah yang
sendat…?

Keparat kah penjilat
seperti
Bak ulat menggeliat di
kuburan rakyat dari gubuk melarat

Kau sikat dengan
bersilat
Apa hatimu
berkarat
Kau pupuskan
tekat,patahkan semangat,bunuh bakat

Tapi aku nekat sampai
dijemput malaikat
Lihat apa yang tak
pernah kau lihat,Jika anganku tak mencuat

Ini kutulis
dadengan hatiku
Kata jiwa bahasa
hatiku
Penukar hatimu
dengan hatiku
Sebagai
mahar,membeli hatimu seharga hatiku

Dan…
Dulu kukatakan pada mu

Dengan bahasa
akan ku rubah dunia dengan warna baru
Dan kuraih dunia
dalam genggamanku
Sebagai
persembahan bagi Ibu
Dan….
Ini satu bukti
janjiku


SASTRAKU

Hari telah
berganti
Mentari kini
telah terbit kembali
Jiwa yang telah
lama hilang
Kini telah
bangkit

Sastra telah berdiri
Dari sebuah pemikiran
hati
Tak ada gurauan di dalam
tekad kami
Tak ada kepura-puraan di
dalam niat tulus kami

Untuk sastra kami
berdiri
Dan kami ada
untuk harapan yang pasti
Kali ini…..
Kami teriakkan
sebuah jeritan semangat jiwa sastra,
Seniman hati,
penggores tinta, pencetus mahakarya

Sastraku……
Kami telah bangkit
bersamamu
Dan bersama sastra
Akan kami buka kembali
harapan karya anak bangsa.


By : Pradana
Kedra P.


01
Juni 2009


AKU

Ingin kutegakkan
kebenaran
Tapi aku merasa
bukan yang paling benar
Ingin kutegakkan
keadilan
Tapi aku belum
dapat berlaku adil pada diriku sendiri
Ingin kuciptakan
kedamaian
Namun hatiku
sendiri belumlah damai
Ingin ku berikan
harapan
Namun aku tak
bisa diharapkan
Dan…,tak ada yang
berharap pada ku
Apa yang ku
inginkan……?
Apa yang dapat ku
raih…?
Apa yang ku
lakukan…….?
Sedang aku
sebatas bungkus RELAXA
Taklebih berarti
dari sebatang korek api
Penyulut lilin di
sudut kegelapan hati
Tak lebih
bernilai dari sehelai bulu merpati
Terbawa angin
terbang ke langit tinggi
Namun…
Meski aku
seonggok serpihan hampa
Ku ingin
mendobrak sebongkah batu baja
Aku ingin jadi
Dan…..
Bisa berikan yang
terbaik meski untuk diriku sendiri
Y WON TO number
ONE
And Y won to
going THE BEST
……………………………..CAN
YOU help my


By TOSA

HARAPANKU

Harapan baru
Di sana ku sandarkan langkahku
Dalam sadar
lelahku
Penat akan
kekeluan hidup
Mengharap seutas
asa
Merangkai makna
tersisa

Harapanku
setinggi semeru
Kumerangkak dalam
gelap
Meniti tangga
romantika
Menatap harapan
baru yang terus menyeretku
Untuk berlari
(diantara gelimang keringat dan oli)

Harapan baru
melambaikan tangan memanggilku
Mengajakku
bersama
Menelusuri
jalanan panjang berliku
Dengan kata
tersisa…….!
Harapan baru masih ada
Meski tak
menawarkan harapan padaku
Dan ……
Aku masih
bertumpu pada harapan baru
Yang menemaniku
dengan setia
Untuk memandang
langit biru
Dimana disana
kugantungkan harapanku

Hingga ku capai
harapanku
Dan aku
meninggalkanmu harapan baru
Dengan kata
terucap
Selamat tinggal harapan baru
Terima kasih……..
Kau telah
mengantarkanku (menuju harapanku)
Selamat jalan
harapan baru
Maaf……
Tak selamanya ku
bisa menyertaimu
Namun…….
Mungkinkah itu…?
Kapankah itu….?
Entahlah harapan
baruku
Terlalu kufurkah
aku (dengan selangit harapanku)
Mengharap setetes
embun di senja hari
Mengharap putaran
roda berhenti
Dan kau turunkan
aku di istana harapanku
Sebelum keretanya
memanggilku
Untuk harapan
terakhirku
Oh…..
Harapanku….
Harapan baruku……
Harapan
terakhirku…..
Sejuta kenangan
bersamamu
Segudang mimpi
denganmu
Dan kini kau
masih tersenyum
Dengan
keperkasaanmu
Dengan nama
besarmu
Kau terus melaju
Di antara jalan
licin berliku
Dan…..
Ku nanti
kedatanganmu esok
Untuk kembali
menyambut mimpi baru
Antarkan ku
Menuju harapanku

By TOSA
AYAM DAN KAMBING
Gelap
Pekat

Seikat bayam barter ini
Takkah kau
Tanya…?
Kokok ayam
Pinta kembali
tanduk kambing
Ini
tandukku…..(mana tandukmu)

Balita tertanduk
terpuruk remuk
Pucuk tanduk
bermandi madu (air mata anakku,keringat bapakku,darah lumpurku)
Anak ayam
takberinduk (meringkut di sudut gubuk)
Burung kehilangan
sarang kemana…….(hendak pulang)

Gajah tak
bergading
Bambu taklagi runcing
Kucing tak bertaring
Perang tanpa pedang

Kau beli berapa
aku
Kau mau jual
berapa

Aku tak jual ini
(untuk beli gadingmu yang siap menanduk
ku)
Aku mau kau
kembalikan tanduk ayamku

Namun ……
Kambing tetap
angkuh diatas singgasana
Sang kambing
berkata "ditanganku tandukmu kan
berguna"
Untuk menanduk
ku? (Jawab sang ayam)
Untuk
melindungimu, kata kambing (seperti tahun lalu)

Mana tanduk ku?
Kembalikan tandukku
Kau tak pernah tepati janjimu (teriak
ayam)

Bukankan aku
telah memberimu makan (jawab kambing)

"ya"
Dengan kau
dudukkan aku di kursi roda yang tiap saat kau doromh kemana kau suka

Aku tak lumpuh
(kenapa kau buat rapuh?)
Aku tak butuh
jagung darimu
Jagungmu beracun
Ku msih bisa
mencari jagung yang tak berbisa

Kembalikan saja
tandukku

Tosa

DI CELAH GERBONG KERETA


Ku tatap lekat
Lembar demi
lembar ku baca
Dan …………………….
Kucari makna
(atas kiasnya)
Indah nian
Simpan selaksa
rahasia
Tertutup gerbong
sangkakala
Dewa pun tak
mampu menyibaknya
Aku hanya mampu
mengikuti rel kereta tanpa ku tahu kereta hendak kemana
Aku tak
berdaya………
Aku bukanlah apa
apa …..
Hanya pelengkap
Pengisi ruang
yang tak lagi kosong
Dan aku berdiri
Di antara celah
gerbong
Ku tatap nun jauh
disana
Kau sudah tak ada
Di telan laju
kereta
Masihkah kau ada
Masihkah tersisa
Serpihan dirimu
diujung kukuku


JANGKAR KEHIDUPAN


Saat matahari
meredupkan sinarnya
Saat malam mulai
menghampiri
Aku goreskan pena
pada kertas putihku
Untuk menuliskan
jangkar kehidupanku

Kejadian di waktu itu
Saat engkau
menghampiriku
Saat kau meneteskan air
mata
Sakit…..terasa meggelegar
di dalam naungan jiwaku

Kau ucapkan kata
mutiara dari mulutmu
Mutiara kelam
dari perjalanan cintamu
Alunan jiwamu
Gelombang
kehidupanmu

Membaur dalam setiap
detak jantungku
Menyatu dalam
setiaphembusan nafasku
Gambaran wajahmu
Merasuk ke dalam pelupuk
mataku

Namun….. semuanya
menjadi berbeda
Segumpal rasa
mengganjal di dada
Rasa yang selama
ini tak pernah ada
Rasa yang tak
pernah ku bayangkan sebelumnya

Dari sini, aku telah
merasakan semuanya
Haruskah aku berhenti?
Dan membangun pelabuhan
hidupku
Serta menurunkan jangkar
kehidupanku
SINAR PUTIH


Saat aku terdiam
Menatap dari
sebuah mata air kehidupan
Terpancar cahaya
keabadiaan
Cahaya yang
terpancar dari kesucian hati

Dibawah naungan sang
pencipta
Aku bersujud
Aku mencoba merendahkan
jiwaku
Untuk meraih ridonya

Lambaian tangan
sang surya
Merasuk ke dalam
ragaku
Menyatu ke dalam
tubuhku
Memancar dari
setiap keikhlasan hatiku

Ya tuhanku
Ijinkan aku memiliki
semua itu
Sebuah aura kesucian
batinku
Seberkas pancaram sinar
putihku


TRAGEDI TIRTA WANGI


Dalam sederet
mimpi
Meretakkan
tulang-tulang
Laju kereta
menggeretku
Hingga
menggelengpun ku tiada
Separo musim
tanpa mentari
Ku terbuai sunyi

Dalam lelap
Ku tatap pasak-pasak
langit
Merayapi dinding
kehidupan
Ku telusuri tapak-tapak
mimpi
Dan ku bersandar di
ujung tragedi

Tirta wangi
mengisakan sebait luka
Merantai
rusuk-rusuk waktu yang patah
Tirta wangi ……
Kembali pergi
bersama mentari
Dengan sejuta
mimpi yang terkebiri
Atas kenangan
yang tersangkar di kesunyian
Pudar…….
Tergilas mata
remaja

Tirta wangi …….
Masih ku ingat harummu

Kala ku kecup
lekuk nadimu yang kutiti
Tiap batas waktu
Malam ku pudar di
telan sunyimu

Bulan telah berpamitan
Namun kemenanganmu abadi

Tersangkar dalam
tetes-tetes kasih
Tirta wangi……
Embun rinduku tak mampu
melukis
Senyum indahmu
Panoramamu tertelan
lorong waktu
Tirta wangi……
Kuingin kembali
Mengukir sepoi sejuk di
kakimu
Menggapai mentari (perwujudan mimpi)
Menghapus
sisa-sisa tragedi
Tirta ….. wangi…..


By

TOSA


MASIH TENTANG TIRTA WANGI


Tirta wangi …….
Dimana engkau kini
Kemana engkau pergi
Kemana hendak
kucari

Tirta wangi ……
Tempat terindah aku menanti

Tirta wangi …..
Kau simpan selaksa makna di hati
Meski sehasta pun kau tak
penah…
Peduli
Tirta wangi …..
Ku harap engkau kembali
Untuk katakana tentang
keindahan
Keindahan tirta wangi yang tak
pernah…
Aku tak mengerti.
Tirta wangi …..
Kian ku kejar ….. kian kau
berlari
Kian kau cari ….. kian engkau
pergi
Kian ku Tanya …. Kian ku
mengerti
Misteri di balik senyummu
Filosofi keindahanmu
Tirta Wangi ,
Walau kau tak ku dapati …..
Meski ku takkan
ku miliki
Namun kau
berharap senyummu kan
kembali
Menyinari
hatiku,memberi warna hidupku
Temani hari
indahku
Sampai kau di
peluk bumi
Hasrat nadi

Ku telanjangi malam
Mengais ruas nadi
yang terlupakan
Pesolek langit berebut bercucuran
Sendu purnama (melelehkan air mata)
Menyingkirkan tabir nista
Akan sebait lagu yang sia-sia
Tentang …….
Mata air hati kering
Hati yang tak terpelana
Namun berselempang sutera
Dari magma hati
Yang terbungkus ruas zaman
Entah sampai kapan
Mungkin sampai akhir denyut nadi….!
Pena zaman kan terus berjalan
Menelusuri tiap lorong-lorong kelam
Untuk ruas yang terlupakan
Demi……
Segenggam angan-angan

SELARAS MALAM
BUKAN SIANG
PENERANG TERANG YANG MEMBAHAGIAKAN
TAPI MALAM YANG
GELAP YANG MENENTRAMKAN
MENGELUS
PUNDAK-PUNDAK KEINDAHAN
MERAJUT ASA DAN
BAHAGIA TERPATAHKAN
MEMEJA PENUH DERA
MENETES DERAS
DI MUKA
PANGKUANKU BUKAN BERLIAN SELARAS,
SEMAKIN TERPURUK
DALAM KEKUASAN ASA
TAKUT TAPI TAKLUK
DALAM DERITA.
DAN AKU OLEH
MALAM,
KARENA DIA AKU
JATUH,
BUKAN KARENA APA
TAPI KARENA SEPI TERDALAM,
BUKAN KARENA
DINGINYA JUGA YANG MENAJAUH.
TAK TERBIASA KAN BEGINI
MERATAP TANGIS
DALAM SEPI
PENUH DENGAN ASAP
YANG BEGITU
PENGAP.....
TERUS TERUSIK
KAU TELAH HILANG
BEGITU JELAS
MELAYANG
DARASEPASANG TAPI
SAYANG
INI
PERMAINANWAYANG
DI MAINKAN
GONJANG-GANJING
DALAM DUNIA YANG
BESING
JATUH BERDIRI
JATUH TERBAYANG
LARI DALAM TERANG
TAPI MATI
DALAMPERMAINAN PERANG
DISINI KU
TITIPKANSEBUAH SALAM
MATI TANPA
DAYA,HIDUP KAU BERFOYA
TAUKAH DUNIA
PANGGUNG SANDIWARA,
API,AIR SELALU
SAMA TANPA SAMA,
BEGITULAH
KEHIDUPAN TANPA RENCANA


''VIP''

Ini dirimu
Dan dia diriku
Kau mengejur lelah
Menjeriy lemah

Terteguk asa
kemenagan
Senyum berharga
Tanpa ada yang
tau
Sampai hilang
hembusannya

Mencekik perih
Tertatih
Tertancap keras
Sampai kulit terkelupas.
Juang kah kalian

JUANG KAH KALIAN?

Apa yang kalian
rasa,
Jika bukan
bahagia semata,
Dan apa yang kalian
kenang,
Jika bukan
lipatan uang

Lihat tangan keras dulu
terpupus,
Hati yang tulus
Penuh tetesan air mata
Yang mencipta bahagia

Sampai sekarang ,
Dan mereka
tersenyum terang,
Tapi kalian tanpa
harga,
Yang membuat
dunia jatuh tersiksanya.

Kita bersedih
Begitu ada menyayat
lelah

MY FIRST MY FRIEND


Sebuah hidup yang
panjang,
Tanpa permulaan
tanpa usai
Walau perjalanan
tanpa terang
Hidup bukanlah
penyesalan jua

Jika tiga insan telah
bergenggaman
Tiada hati tuk berpisah
Tapi pedas hati yang
tertelan
Ada dalam jalannya tiap arah

Tapi apakah daya
Jika tanpa senada
hati
Begitu
bergejolakkah hati kita
Dalam kenyataan
yang ada ini

Begitu mungkin kan kalian ungkapkan
Ungkapkanlah
Aku akn merantai hati
kehidupan
Dan kan bersemayam tanpa lelah


IBU DAN PUSAKAKU


Senyum bahagiaku
Hatimu dalam pelindungku
Karena jiwamu hidupku
Dan keruh matmu, matiku
Jangan karenaku

Kasihmu yang
menyapa
Kau hati mutiara
Sampaikan salamku
padanya
Wahai malam yang
menyapa
Dengan belaiannya

Melantunkan melodi
suaraku
Nyanyian dalam doa
untukmu
Sampai gelap akan
tersapu
Dan terang tak kan usai
Sampai dunia memasang
senyummu


JUAL DAYA SEKARANG


Kala itu
Aku bersamamu
Dan sekarang aku
Menjunjungmu

Tapi dunia membawa
Bagaikan surga
Tapi hilanglah senja
Karena kalian juga


Tau akan
kenangan
Tapi hanya bahagia kalian rasakan
Dan bukan perjuangan
Yang harus kan
kalian lakukan


D U M E


Dunia merintih
Menyapa membasuh suka
Merasuki menusuk sukma
Bila jiwa penuh dosa

Latar
langit hati menangis
Baying
rintih resah nyata
Mimpir
tidur sampai terjaga
Diri
hilang terhanyut asa

Nyata dunia menyambut keras
Kini ada dalam hidup kita
Menebar ego menjadi dera
Selalu ada bagai lara

Aku
merasakan hitam, begitu juga kau
Membawa
sedikit kedua mata

--
Posting oleh tonisaptasaputra ke TONI SASTRA pada 8/22/2009 08:08:00 AM

1 komentar:

  1. Maaf mau tanya, ini kumpulan puisi anak yg dimuat di harian kompas?
    Lengkap?

    BalasHapus

arsip