Sekapur sirih

Alhamdulilah blog ini dapat kami susun, blog ini merupakan sarana menggali, menyalurkan dan mengembangkan Sastra di Trenggalek di mana di sini di sajikan karya putra-putri Trenggalek, baik berupa Puisi mau pun cerpen, semoga hadirnya blog ini mampu di terima di hati para pembaca kususnya pecinta sastra dan semoga mampu memberikan manfaat karena setidaknya adanya blog Trenggalek Sastra ini merupakan salah satu bukti bahwa Trenggalek Kaya akan Sastrawan dan penulis-penulis baru.

Jumat, 23 Oktober 2009

AKU

Ingin kutegakkan
kebenaran
Tapi aku merasa
bukan yang paling benar
Ingin kutegakkan
keadilan
Tapi aku belum
dapat berlaku adil pada diriku sendiri
Ingin kuciptakan
kedamaian
Namun hatiku
sendiri belumlah damai
Ingin ku berikan
harapan
Namun aku tak
bisa diharapkan
Dan…,tak ada yang
berharap pada ku
Apa yang ku
inginkan……?
Apa yang dapat ku
raih…?
Apa yang ku
lakukan…….?
Sedang aku
sebatas bungkus RELAXA
Taklebih berarti
dari sebatang korek api
Penyulut lilin di
sudut kegelapan hati
Tak lebih
bernilai dari sehelai bulu merpati
Terbawa angin
terbang ke langit tinggi
Namun…
Meski aku
seonggok serpihan hampa
Ku ingin
mendobrak sebongkah batu baja
Aku ingin jadi
Dan…..
Bisa berikan yang
terbaik meski untuk diriku sendiri
Y WON TO number
ONE
And Y won to
going THE BEST
……………………………..CAN
YOU help my


By TOSA

HARAPANKU

Harapan baru
Di sana ku sandarkan langkahku
Dalam sadar
lelahku
Penat akan
kekeluan hidup
Mengharap seutas
asa
Merangkai makna
tersisa

Harapanku
setinggi semeru
Kumerangkak dalam
gelap
Meniti tangga
romantika
Menatap harapan
baru yang terus menyeretku
Untuk berlari
(diantara gelimang keringat dan oli)

Harapan baru
melambaikan tangan memanggilku
Mengajakku
bersama
Menelusuri
jalanan panjang berliku
Dengan kata
tersisa…….!
Harapan baru masih ada
Meski tak
menawarkan harapan padaku
Dan ……
Aku masih
bertumpu pada harapan baru
Yang menemaniku
dengan setia
Untuk memandang
langit biru
Dimana disana
kugantungkan harapanku

Hingga ku capai
harapanku
Dan aku
meninggalkanmu harapan baru
Dengan kata
terucap
Selamat tinggal harapan baru
Terima kasih……..
Kau telah
mengantarkanku (menuju harapanku)
Selamat jalan
harapan baru
Maaf……
Tak selamanya ku
bisa menyertaimu
Namun…….
Mungkinkah itu…?
Kapankah itu….?
Entahlah harapan
baruku
Terlalu kufurkah
aku (dengan selangit harapanku)
Mengharap setetes
embun di senja hari
Mengharap putaran
roda berhenti
Dan kau turunkan
aku di istana harapanku
Sebelum keretanya
memanggilku
Untuk harapan
terakhirku
Oh…..
Harapanku….
Harapan baruku……
Harapan
terakhirku…..
Sejuta kenangan
bersamamu
Segudang mimpi
denganmu
Dan kini kau
masih tersenyum
Dengan
keperkasaanmu
Dengan nama
besarmu
Kau terus melaju
Di antara jalan
licin berliku
Dan…..
Ku nanti
kedatanganmu esok
Untuk kembali
menyambut mimpi baru
Antarkan ku
Menuju harapanku

By TOSA
AYAM DAN KAMBING
Gelap
Pekat

Seikat bayam barter ini
Takkah kau
Tanya…?
Kokok ayam
Pinta kembali
tanduk kambing
Ini
tandukku…..(mana tandukmu)

Balita tertanduk
terpuruk remuk
Pucuk tanduk
bermandi madu (air mata anakku,keringat bapakku,darah lumpurku)
Anak ayam
takberinduk (meringkut di sudut gubuk)
Burung kehilangan
sarang kemana…….(hendak pulang)

Gajah tak
bergading
Bambu taklagi runcing
Kucing tak bertaring
Perang tanpa pedang

Kau beli berapa
aku
Kau mau jual
berapa

Aku tak jual ini
(untuk beli gadingmu yang siap menanduk
ku)
Aku mau kau
kembalikan tanduk ayamku

Namun ……
Kambing tetap
angkuh diatas singgasana
Sang kambing
berkata "ditanganku tandukmu kan
berguna"
Untuk menanduk
ku? (Jawab sang ayam)
Untuk
melindungimu, kata kambing (seperti tahun lalu)

Mana tanduk ku?
Kembalikan tandukku
Kau tak pernah tepati janjimu (teriak
ayam)

Bukankan aku
telah memberimu makan (jawab kambing)

"ya"
Dengan kau
dudukkan aku di kursi roda yang tiap saat kau doromh kemana kau suka

Aku tak lumpuh
(kenapa kau buat rapuh?)
Aku tak butuh
jagung darimu
Jagungmu beracun
Ku msih bisa
mencari jagung yang tak berbisa

Kembalikan saja
tandukku

Tosa

DI CELAH GERBONG KERETA


Ku tatap lekat
Lembar demi
lembar ku baca
Dan …………………….
Kucari makna
(atas kiasnya)
Indah nian
Simpan selaksa
rahasia
Tertutup gerbong
sangkakala
Dewa pun tak
mampu menyibaknya
Aku hanya mampu
mengikuti rel kereta tanpa ku tahu kereta hendak kemana
Aku tak
berdaya………
Aku bukanlah apa
apa …..
Hanya pelengkap
Pengisi ruang
yang tak lagi kosong
Dan aku berdiri
Di antara celah
gerbong
Ku tatap nun jauh
disana
Kau sudah tak ada
Di telan laju
kereta
Masihkah kau ada
Masihkah tersisa
Serpihan dirimu
diujung kukuku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

arsip