Sekapur sirih

Alhamdulilah blog ini dapat kami susun, blog ini merupakan sarana menggali, menyalurkan dan mengembangkan Sastra di Trenggalek di mana di sini di sajikan karya putra-putri Trenggalek, baik berupa Puisi mau pun cerpen, semoga hadirnya blog ini mampu di terima di hati para pembaca kususnya pecinta sastra dan semoga mampu memberikan manfaat karena setidaknya adanya blog Trenggalek Sastra ini merupakan salah satu bukti bahwa Trenggalek Kaya akan Sastrawan dan penulis-penulis baru.

Selasa, 29 Desember 2009

Antara aku dan anak sd kelas tiga

Suatu senja di Alun alun kota,kala itu matahari sudah mulai hendak menutup matanya,mungkin dia telah kecapaian sehari memberi cahaya bagi kotaku,burung burung pipit berterbangan saling berkejaran dengan kawanannya hendak berebut pulang kekandangnya,aku duduk di ayunan didekat pohon beringin di pinggir selatan pojok barat,perlahan ku ayunkan ayunan yang kududuki sambil kumemandang burung burung pipit itu,perlahan air mataku menggenangi sela-sela pori pipiku,aku tak seperti pipit itu,aku tak punya kawanan dan tak tau sarangku dimana,tak kusadari seorang anak mendekatiku,kutaksir kira kira dia SD kelas 3
"putus cinta ya pak?"
tanya anak itu membuyarkan lamunanku,ah anak sekarang yang ada difikirannya kalau orang dewasa menangis dikira putus cinta,lagi pula heran juga aku anak sekarang kelas 3 SD sudah tau tentang cinta mungkin terlalu banyak diajak nonton sinetron sama orang tuanya
"tidak" jawabku
"lantas kenapa pak"
"cobalah kamu jangan sinetron saja sekali kali nonton atau dengar berita,betapa korup negara kita"
"kapan negara kita bebas korupsi ya pak;"tanya anak itu
"negara ini menunggumu jadi pemimpin bangsa,menggantikan koruptor itu"
"memangnya bapak tidak bisa jadi pemimpin"
begitu saja kata itu muncol dari mulutnya yang polos
"jika aku,tak jadi pemimpin mungkin aku akan jadi penjual roti untuk kau beli,aku tak bisa menjadi bupati karena aku tak bisa membeli suara bapakmu nanti,atau seperti kata pak ripto jika tak bisa jadi presiden mungkin aku akan jadi penjual duren"
"jika bapak menjadi penjual roti atau penjual duren bagaimana bapak bisa jadi agen perubahan di negara ini"
"setidaknya aku tak menjual suaraku nak"
entah dari mana anak sekecil itu mendapatkan kata kata seperti itu,sepertinya tak logis jika anak SD KELAS 3 bisa bicara begitu dan paham perkembangan negara seolah bukan berhadapan dengan anak kelas 3 SD saja,kecuali bapaknya seorang politisi atau setidaknya bapaknya termasuk kaum pergerakan dikota ini setidaknya mungkin dia anak puryono atau nurani,atau mungkin anak TOP gan tanto gani atau tri setyowati.kutinggalkan saja anak itu,dia terlalu pandai untuk diajak diskusi,selain iotu adzan magrib telah berkumandang aku melangkah menuju masjid jami'.sampai dihalaman masjid kulihat beberapa orang berseragam sedang sholat,entah mereka sholat apa?setidaknya meski aku tak begitu paham terhadap agama namun aklu tau sholat rowatip kobliatal magrib itu tidak ada.aku terus melanggkah menuju tempat wudhu,setrelah berwudhu aku masuk keberanda masjit dan duduk disamping orang yang habis sholat itu
"sholat apa pak barusan?"tanyaku
"sholat ashar dik"
aku hanya memandangi terus orang itu,mungkin dia tau apa yang ada dalam pikiranku,kemudian dia berkata lagi
"kami baru selesei rapat dik"
"memangnya rapat apa kok sedemikian penting pak,sampai menterlantarkan sholat ashar?
dia hanya diam saja,aku terus memandangnya sdeakan aku ingin masuk kedalam hatinya dan mencari jawabnya,ya dia tentu tak akan mengatakan kalau tak segera rapat pasti akan di demo rakyat dan dia tentu tak akan menmgatakan bahwa dia baru saja rapat membahas tentang penerimaan cpns yang belakangan ini sangat dikritisi kaum pergerakan.seakan bercakap cakap dengan hatinya dan aku merasa hatinya mengatakan padaku,kami tau dalam hal ini kami salah tapi kami tak mungkin minta maaf atau mengakuinya karena itu tentu akan merusak citra kami bahkan mengancam jabatan kami,dunia ini memang sel;alu berpasangan ada siang ada malam ada laki laki ada perempuan,ada baik dan ada buruk.beerbahagialah mereka yang mendapatkan peranan baik sehingga semua orang mnemuja,dan kasihan mereka yang dapat tugas peran buruk sehingga dihujat dimana-mana.namun merreka tak dapat berbuat apa apa karena mereka telah menandatangani kontrak perannya dan mereka diciptakan sebagai contoh bagi umat yang mau belajar dan beriman,dan mungkin mereka diciptakan agar tak mubadir diciptakannya neraka.
ikhomat menggema kami segera berdiri menuaikan sholat magriob bersama.selesei sholat magrib aku kembali ke hotel yang dah ku tempati sejak kemaren,ya meskipun akum punya sudara disini namun tak enak jika aku menginap dirumah saudaraku yang sempit itu,lagi pula jaraknya juga cukup jauh dari kota.lama sudah kutinggalkan kota kelahiranku ini dan kini udaranya kembali kuhirup meski sudah tak sesegar dulu lagi.dilobi hotel nampak seorang wanita cantik menggodaku,mungkin dia seorang pelacur.ah biarkan saja itu bukan urusanku dan setidaknya meski dia menjual dirinya namun dia kan tidak menjual nuraninya atau menjual negaranya seperti para pejabat korop itu.aku masuk ke kamarku kuputar televisi,nampak disana sedang sibuk membicarakan Buku berjudul GURITA CIKEAS,skandal di balik Centuri karangan george ..........yang menjadi kontroversi.ah biarlah mereka bicara Gurita Cikeas aku lebih suka bicara tentang Gurita cinta.tak lama kemudian st12 memanggilku untuk menjawab telpon,dario seberang nampak suara yang tak asing lagi di telingaku,suara istiku,dia menanyakan mulai apakah aku sudah makan dan lain sebagainya dengan seribu pertanyaan yang aku malas menjawabnya,dia selalu begitu kalau aku diluar rumah selalu dia curiga macam macam,dan yang membuatku jengkel adalah dengan masuknya nomor nomor prifat ke hpku yang tak pernah mau ngomong kalau kuangkat hingga aku sering tempramental tiap ada telpon nomor privat atau nomor yang belum pernah aku save jika kutanya dalam sekian detik tak mau ngomong aku selalu mengeluarkan sumpah serapah dan umpatan umpatan,seperti tadi pagi saat ada nomor baru masuk aku angkat tak mau ngomong langsung saja aku umpat .setelah berapa lama istriku menutup telponnya masuk lagi nomor privat aku angkat narisana terdengar juga suara yang aku kenal sebenarnya namun kenapa pakai privat number ya?kemudian dia menutup lagi telponnya dan kembali menelfonku dengan nomornya sendiri
'bagaimana kabarmu hari ini?"
"baik " jawabku
setelah cukup berbasa basi dia menanyakan bagaiman pekerjaan ku.ya aku memang menanmgngunmg setumpuk pekerjaan yang belum tuntas,dia pun menanyakan kapan akan kuseleseikan ceritaku ini dan akan aku jadikan berapa halaman,dengan tenang aku jawab
"ceritaku ini akan menjadi beribu ribu lembar jika kau bisa mengisi didalam tiap lembarnya dan ceritaku ini tak akan pernah selesei sampai akhir nafasku jika kau bersedia menemaniku menulils semua cerita kehidupanku"
"gombal"
katanya dari seberang sana,aku memang selalu suka menggodanya
"ya sudah seleseikan segera"
"ok bos'
kataku sebelum dia menutup telfonnya
kumatikan televisi terlalu bising dan mengganggu bila aku menulis dengan mendengar suara tv itu.
"opo salah anggenku nggegurit katresnan"
kata seorang yang sangat aku hafal,dia adalah pahlawan kemerdekaan.
"salahkah aku mencintai negaraku dan memerdekakan negaraku?aku berjuang dengan mengorbankan harta darah dan nyawa,namun mereka hanya poya poya tak perduli rakyat sengsara"
kemudian pahlawan itu menghilang dan aku terbangun dari tidurku.
setelah mandi dan sarapan aku kembalui berjalan jalan nampak kulihat anak yang kemaren sore di Alun alun sekarang sedang memakai baju seragam merah putih turun dari mobil ber plat nomor merah,dia masuk kesekolah sebelah selatan Alun alun.ternyata benar dugaan ku anak itu kelas 3 Sd,aku melanjutkan langkahku,siang harinya kuperkirakan jam anak itu pulang sekolah aku menunggunya di luar pagar sekolah,aku masih penasaran dengan anak itu.benarsaja tak berapa lama kemudian anak itu keluar,sampai di pagar dia menyapaku
"bapak yang menangis kemaren ya?kenapa bapak disini?"
"ya,aku menunggumu,diskusi kita kemaren kan belum selesei"
kemudiasn aku dan abnak itu menuju Alun alun,dia menunggu jemputan,sekitar sejam lagi orang tuanya akan menjemputnya katanya.kami kembali duduk di ayunan kemaren
"para koruptor itu apa tak merasa bersalah ya pak,seharusnya mereka menyadari dan mengakui kemudian minta maaf"anak itu mengawali pembicaraan
"koruptor yang mana ya?"tanyaku pura pura
"itu lo pak yang di ungkap di Gurita Cikeas"
heran aku dengan anak ini sedemikian kritisnya dia
"nak,mereka itu merasa dan tau kalau salah namun mereka tentu malu dan canggung mengakui kesalahan nya selain itu akan merusak citranya juga mengancam jabatannya,lihatlah saja dari jaman rosul pun sudah ada orang sepwerti mereka,contohnya abu jhal dan abu lahap mereka etau muhamad benar tapi mereka gengsi mengakuinya sehingga mereka tetap memusuhi rosul,seperti juiga abu tholib tau agama Allah benar namun dia tak mau mengucap sahadat karena takut di cap penghianat'
'untung saja masih ada yang mau demo ya pak,sehingga koropsi mereka agak berhati hati"
"ya,namyun terkadangn mereka bilang para pendemo itu hanya orang yang sakit hati karena belum mendapatkan posisi,atau tak punya uang untuk menyogok biar jadi pegawai negeri"
"seperti bapak ini ya,ikut demo karena ingin jadi pegawai negeri?"
duh semakin menusuk saja pertanyaan anak ini kataku dalam hati
"enggak nak bapak mungkin tak mau jadi pegawai negeri,karena dengan jadi pegawai negeri berarti itu bisa membelenggu aspirasi"
kemudian datang mobil plat merah yang tadi mengantar anak itu
"pak aku pulang dulu sudah dijemput papa"
anak itu kemudian berlari meninggalkan aku menuju mobil papanya,entah dia anak siapa.hebat sekali anak itu entah anak siapa dia aku tak tau yang jelas dia anak anak negaraku yang mulai maju,salah satu calon aset bangsaku,dalam hatiku mencontek kata kata sukarno
"nak,berikan akui sepuluh pemuda sepertimu,niscaya akan kurubah bangsa ini"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

arsip