Sekapur sirih

Alhamdulilah blog ini dapat kami susun, blog ini merupakan sarana menggali, menyalurkan dan mengembangkan Sastra di Trenggalek di mana di sini di sajikan karya putra-putri Trenggalek, baik berupa Puisi mau pun cerpen, semoga hadirnya blog ini mampu di terima di hati para pembaca kususnya pecinta sastra dan semoga mampu memberikan manfaat karena setidaknya adanya blog Trenggalek Sastra ini merupakan salah satu bukti bahwa Trenggalek Kaya akan Sastrawan dan penulis-penulis baru.

Rabu, 21 Juli 2010

chairil anwar Bapak ku

Chairil Anwar Bapak ku

Disini ku ukir mimpi setelah sekian sepi yang terlewati
Disini juga kukatakan pada tiap bara api
Bakarlah aku agar menjadi asap yang mengepul seketika lenyap
ditelan angin yang pandai menerbangkannya menembus ruang dan waktu
yang akan membawaku membumbung tinggi sampai pada puncak lazuardi
dimana disana kutemui arwah bapakku yang telah mati
seketika itu arwah bapakku tersentak melihatku dan bertanya padaku mengapa aku menyusulnya

Dengan deraian air mata kuceritakan padanya tentang alamku
yang menderita menanggung rindu semenjak ditinggalkannya
hingga dia mendekapku penuh kasih sayang dan membelai rambutku
kemudian dia melepaskanku dari pelukannya lalu memandangiku dari ujung rambut hingga kepala

dia berkata padaku bahwa aku ini adalah anaknya
yang terlahir jauh setelah kematiannya
untuk meneruskan teriakan teriakannya dan menyampaikan pada semesta alam
bahwa dia telah menepati janji dari apa yang telah dikatakan
dia ingin hidup seribu tahun lagi didunia
lantas dia menyuruhku kembali kemayapada untuk memancangkan bendera baru bergambar kepalanya
maka aku bertanya dengan apa kan kugambar kepalanya
sedang aku tak memiliki mata pena
untuk melukis dan diakui alam semesta
maka kuminta tanda tangannya yang ku tau tak akan terlihat oleh mata manapun yang memandangnya tanpa rasa cinta

aku melihat dia tersenyum
nampaknya dia tau sebilah pedang yang kusematkan di dada
yang kubawa semenjak angin belum membawaku kepadanya
lantas dia memerintahku untuk memenggal kepalanya dan kutaruh diatas kepalaku
dan membawanya kembali kemaya pada
untuk kupancangkan ditiang bendera

sebelum ku kembali kemayapada
dia memintaku memakan jantung dan hatinya
meminum habis darahnya serta melebur jazatnya dalam diriku
dan dia setelak aku
sampai dimayapada
dia menyuruhku meneriakkan setiap kata walau tak seorangpun mendengar
dan mengatakan pada semesta alam bahwa aku ini adalah anaknya
ruh jazatnya ada padaku walau tak sesiapapun mengakuinya


Tosa spd
sukowetan@trenggalek.jatim
19 juli 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

arsip