Sekapur sirih

Alhamdulilah blog ini dapat kami susun, blog ini merupakan sarana menggali, menyalurkan dan mengembangkan Sastra di Trenggalek di mana di sini di sajikan karya putra-putri Trenggalek, baik berupa Puisi mau pun cerpen, semoga hadirnya blog ini mampu di terima di hati para pembaca kususnya pecinta sastra dan semoga mampu memberikan manfaat karena setidaknya adanya blog Trenggalek Sastra ini merupakan salah satu bukti bahwa Trenggalek Kaya akan Sastrawan dan penulis-penulis baru.

Minggu, 18 Juli 2010

tentang puisi

1 puisi

Puisi,kalau di penggal tiap suku kata terdiri dari tiga suku kata
Pu-i-si
dimana:
Pu:putih
i:indah
si:singkat,si:berisi
-Putih disini berarti polos jujur berkata apa adanya tanpa di paksa tanpa dibuat buat
-indah disini berarti mengandung unsur keindahan baik bentuk,kata,maupun makna,dimana indah tentu relatif
-singkat disini berarti tidak berbelit belit,atau tidak memboroskan kata kata atau dengan kata lain mengungkap sebanyak banyaknya dengan kata sesedikit mungkin,
-berisi disini dimaksud bermakna,mengandung pesan baik tersirat maupun tersurat

keindahan masing masing memiliki penilaian baik secara diksi,narasi,tipografi maupun isi
-narasi yaitu bagaimana cerita itu dilukiskan oleh pengarang
-tipografi bagaimana puisi itu dituliskan,coba tengok puisi viva pancasila,yang hanya terdiri dari rangkaian huruf V,juga puisi berbentuk gambar kerbau yang terbuat dari potongan tempelan judul berita hangat di koran,juga puisi berbentuk garis dan kotak kotak karya danarto,juga susunan kata pada puisi mantra milik sutardji.
-putih,polos atau jujur jadi teringat pada satu puisi yang dibacakan pak widi dosen Stkip pgri Trenggalek,entah karya siapa aku lupa karena tak punya bukunya,inilah puisinya

kemaren daun jati itu berguguran satu satu
daun jati itu menutupi batu batu
daun jati dan batu batu itu di abadikan sang waktu.

Begitu polos menuliskannya tanpa kata kata yang sulit dipahami,dengan kata kata sesederhana itu mampu mengungkapkan keindahan dan kenyataan yang ada,dimana penulis sungguh sangat peka mengangkat kenyataan sampai pada daun jati dan batu batu yang mana jika dilihat secara sekilas hanya menceritakan tentang daun jati dan batu
namun jika coba kita cermati secara konteks dan skemata tentu dapat kita temukan bahwa itu sesungguhnya adalah lukisan kejadian di negeri kita ini dimana
-kemaren daun jati itu berguguran satu satu,jelas nyata daun yang berguguran itu daun tua,yaitu pejabat pejabat kawakan yang mulai turun jabatan semisal srimulyani atau mereka yang telah meninggal dunia semisal H.M soeharto
-daun jati itu menutupi batu batu,jelas bukan batu itu suatu yang keras,dimana dengan gugurnya daun jati(sri mulyani,soeharto)menutup semua kekerasan,kejelekan yang mana dengan itu kasus kasus tak terungkap
-daun jati dan batu batu itu diabadikan sang waktu,dimana telah nyata semua keburukan itu ada tiap waktu dan abadi di negara kita.

-Kepolosan juga nampak ku dapat pada puisi sahabat kita restu kentus yang berjudul tembang di dalam tambang yang mana dia mengungkapkan dengan sangat jujur kejadian yg ada dalam pertambangan emas yang dia olah sarat dengan bermakna.
-juga pada sajak sahabat penyair kuncoro
-teringat juga pada sajak sajak kang bagus prana yang singkat sederhana dan penuh makna
-keindahan juga sangat nampak dilukiskan kang hudan hidayat ketika dia mengungkapkan lampu dengan kata matahari malam
-indahnya diksi juga sangat nampak pada sajak sajak rid doank,arganita,coma fana,penyair langit,firanda,riani kasih juga pada kang arif,bintang kejora,bungispo,bidadari laut dan kawan lain yang tak dapat kusebutkan karena keterbatasan memoriku dimana disajak sajaknya yang sarat pilihan kata personifikasi,sinestesia dan metafora serta rima,meski terkadang aku kurang dapat memahami makna dan arti kata yang ada karena kebodohan seorang penyair desa.
-juga nampak indah sajak sajak kang wayan jengki sunarta yang sering menggungkap tentang metafora yang mana yang dia maksud yaitu memadukan dua kata sehingga menjadi lain makna.Dimana hal ini kalau menurutku dalam sastra jawa di sebut dwilinggo misalnya Raja kaya jika dipenggal raja berarti penguasa,kaya berarti memiliki banyak namun ketika di padukan Raja kaya berarti Hewan peliharaan:sapi,kerbau kambing.
-ini mengingatkanku pada kang bonari yang selalu memarahiku ketika aku menulis geguritan/puisi jawa yang mana aku selalu salah ketika menuliskan kata memakai vokal a atau o pada misal kata jawa sapa=siapa,yang selalu kutulis sopo padahal jelas dalam tulisan jawa untuk menulis sapa itu tak perlu tambahan sandangan sedang menulis sopo itu memakai taling talung misalkan pada kata kolam..Lagi lagi aku masih juga bingung kali ini mencontohkannya,semoga kang bonari mengoreksi nanti
-singkat,berisi mengingatkan ku pada sajak sajak kawan ku puisi inunesia dan nwu gabriel juga kang bagus prana yang juga lagi mengingatkan pada pak widi yang mencontohkan

Malam lebaran
bulan di atas kuburan

yang mana puisi itu dibuat pada tahun 65 dimana pada malam lebaran terjadi pembantaian besar besaran(peristiwa G30S PKI)

aku menulis juga sajak semacam

sair tak sempurna
Indonesia

juga pada

surat buat pak de wan
bacalah sebelum memutuskan.

Jujur ku akui aku kurang dapat bermain kata indah dan sajak panjang karena ketika kucoba menulis dengan kata kata yang kurasa indah dan panjang disitu terkadang pesan ku hilang dan nampak aku membolak balik kata
-seperti kata sahabatku nurani yang selalu memakiku aku ini penyair ndeso hanya dapat membolak balik kata,menyamanyamakan rima,juga mengatakan puisiku puisi jadul dalam komentarnya pada puisiku Judul dia bilang Puisi Judul sair jadul,

2.buat apa puisi diciptakan

Puisi tentulah diciptakan selain untuk dinikmati tentulah pula tak sekedar untuk di puji namun juga terbuka untuk dikaji,diselami bahkan mungkin dicaci maki,yang mana kusimpulkan dari beberapa karya sahabat dan saudara ku disini kebanyakan komentar memuji,lain halnya dengan kondisi yang ada pada Komunitas trenggalek sastra yang mana masing masing anggota saling berbagi puisi untuk dikaji dan dicaci,dimana kurang disana lebih disini mungkin sebaiknya begini namun semua kembali pada hak prioritas pencipta memutuskan memperbaharui karyanya sesuai saran kawan kawan atau tetap teguh pada pendirian puisi pada aslinya sebelum puisi tersebut di bandel bersama karya yang lain,hak prioritas disini karena masing masing penulis selain memiliki kemampuan memaknai karyanya sendiri tentulah memiliki latar belakang tersendiri baik,sosial,ekonomi,budaya,pendidikan dan pengalaman,sebagaimana karya besar sutan takdir alisjahbana berbeda dengan chairil anwar meskipun sama sama dari tanah sumatera apalagi jika dibanding dengan karya W.S.Rendra yang jelas berada di tanah jawa terlebih diantara hingar bingar Ibu kota yang mana kehidupan sosial masarakat yang berbeda dari segi pengolahan katapun berbeda karena bahasa pada daerah sumatera,minang,padang memiliki khas tersendiri yang terpengaruh erat oleh bahasa melayu.Karya karya mereka itu seangkatan saja berbeda apalagi jika dibanding karya karya sekarang.
Demikian pula karya sastra era 2010 yang belakangan ini meraja lela tak hanya dikoran maupun buletin saja namun menyebar pada situs situs web pribadi maupun situs situs jejaring sosial terutama pada facebook.Dimana banyak bermunculan penyair penyair,pujangga,penulis dan sastrawan baru yang sangat beragam dimana keragaman itu adalah bagian dari kekayaan dan kebersamaan yang ini semua kusebut sebagai karya sastra angkatan 2010.
Keberadaan karya sastra angkatan 2010 tentulah sangat menunjang bagi perkembangan sastra di Indonesia yang mana bila pada karya sastra yang lalu pada umumnya diterbitkan dimedia cetak dan karya itu hanya dapat dinikmati bagi yang dapat membelinya selain untuk dapat menerbitkan karya pada media cetak juga dibutuhkan kemampuan dan ketekunan dimana karya itu haruslah bermutu namun dengan adanya karya sastra angkatan 2010 yang menerbitkan karya karyanya sendiri tanpa harus mencetak setiap penulis dapat membagikan karyanya dan penikmat karya sastra juga tak harus mengeluarkan cukup banyak uang untuk dapat menikmatinya.
Teruslah berkarya hei para pujangga,ciptakan Indonesia lebih berbudaya dengan sastra.
Bangkitlah saudara saudaraku Sastrawan angkatan 2010.

3 Puisi adalah hati yang rusak,benarkah?

Dalam bukunya poems and reflection sutan takdir alisjahbana mengatakan bahwa ada poem yang mengatakan puisi itu hati yang rusak,yang mana disini mencoba memberikan gambaran bahwa puisi sering kali tercipta dari rasa sakit hati yang dialami atau ada di lingkungan pengarang,semakin sakit hati yang dirasakan maka semakin baik puisi yang diciptakan,ataupun juga puisi adalah hati yang rusak,semakin rusak hati pengarang maka semakin dia peka melukiskan apa yang ada.Maka dalam bukunya itu S.Takdir alisjahbana mengutarakan bisa saja bila seorang pemabuk,penghisap ganja melahirkan puisi yang bagus,atau semakin buruk kepribadian nya semakin bermutu karyanya,dimana dicontohkan disini chairil anwar yang melukiskan dirinya sebagai binatang jalang pada sajaknya aku.
Teringat pula pada kata seorang yang namanya takut salah jika disebutkan bahwa dia pernah menyatakan padaku tentang sutardji c bachri yang selalu mabuk dulu ketika membacakan puisi di panggung,entah jika mencipta,entah ini benar salah semuga ada yang membenarkannya.Mungkin ini juga dapat memperkuat alibi bahwa Puisi lahir dari hati yang rusak.
Namun apakah untuk membuat puisi kita harus merusak hati kita dahulu karena mau tak mau memang harus diakui bahwa para penyair itu kebanyakan hatinya telah rusak,terkoyak koyak.Sebagaimana Sutan takdir alisjahbana yang melahirkan berpuluh puluh puisi pada tahun 1935 karena Isterinya meninggal dunia.Tak sedikit pula penyair penyair yang dikurung dalam penjara pada masa orde baru dan sebelumnya karena sajak sajaknya,namun itu tak menjadikan mati karya mereka malah semakin menggila dan semakin liar menjalar menembus dengan nalar.
Meskipun demikian tentunya jika hati para penyair telah rusak bila mungkin tentu diperbaiki,lantas mengapa jika hati musti dirusak hanya untuk sebuah sajak,ya jangankan hati untuk sajak para penyair itupun rela mati.
Pertanyaan sekarang apakah kita juga rela merusak hati untuk sajak.Ya tentunya karena rusak bukan berarti buruk belaka,kita tentu juga dapat merusak hati kita atau bahkan kita bakar untuk kita ganti dengan cahaya keimanan dan nur kesucian serta kita penuhi dengan jantung jantung ketakwaan.Maka diakhir catatanku ini kukatakan

kepada para sastrawan angkatan 2010

Bunuhlah dirimu untuk kehidupan sajakmu
berikan nyawamu dalam tiap kata yang kau pahat dengan penuh cinta
biarkan disana jantungmu berdetak
dan darahmu mengalir pada tiap nadinya
taruhlah nafasmu ada pada tiap hembusannya
kini kau tak lagi hidup didunia namun kau berada pada surga
ranah sastra angkatan 2010


Tosa spd
sukowetan@trenggalek.jatim

1 komentar:

  1. Malam lebaran
    bulan di atas kuburan...
    Dlu aku menagrtikannya begini lho mas, waktu mlm lebaran kan biasanya pd takbir keliling, nah waktu lewat makam liat hantu..hihih
    Langsung diguYu oleh teman2 sekelas..grgrgr

    BalasHapus

arsip