Sekapur sirih

Alhamdulilah blog ini dapat kami susun, blog ini merupakan sarana menggali, menyalurkan dan mengembangkan Sastra di Trenggalek di mana di sini di sajikan karya putra-putri Trenggalek, baik berupa Puisi mau pun cerpen, semoga hadirnya blog ini mampu di terima di hati para pembaca kususnya pecinta sastra dan semoga mampu memberikan manfaat karena setidaknya adanya blog Trenggalek Sastra ini merupakan salah satu bukti bahwa Trenggalek Kaya akan Sastrawan dan penulis-penulis baru.

Selasa, 25 Agustus 2009

Ini aku,Lukisan,Purnama pilu

Aku dan Air mataku

Aku . . .Adalah aku
Aku . . .Bukan siapa siapa

Masa bodoh dengan dunia
Bah . . .Kalian hendak berkata apa

Rumput pun tertawakan ku
Ayam itu pun berkokok seolah mencibirku

Aku hanya seorang pecundang . . .
Pecundang yang tak pantas di sebut Pejuang
Apa lagi . . .Pemenang

Ku sandarkan harapan ku pada ilalang
Ku sadarkan diri ku dari mimpi yang hilang
Terbang . . .Bersama angan
Terbuang . . .Bersama segenggam kecewa
Yang tak terbilang
Tak terhapuskan
Tak tergantikan
Dan kembali ku katakan . . .
Aku tak lebih dari Pecundang . .
Aku gelandang yang kalah Perang

Inilah aku . . .Ini lah air mata ku



"Lukisan"

Seekor kupu kupu hinggap di kelopak sekuntum mawar
Menghisap madu sampai mawar terus mekar
Dan tak pernah layu
Dan selama nya kupu hinggap di situ
Tanpa batas waktu . . .

Perahu layar di tengah samudra
Tanpa penumpang,tanpa nahkoda
Tanpa tau hendak kemana dan di mana berlabuh
Dia terus mengapung
Entah sampai kapan

Induk garuda mencengkram ular sawah
Daging di gigit sedikit sedikit
Di suapkan ke mulut anak nya
Tanpa lapar . . .
Tanpa kenyang . . .

Naga memamerkan taring tajam nya
Lelaki berebah di akar jadi lapuk
Dan tak pernah beranjak dari sana

Semua diam . .
Tanpa gerak . . .
Tanpa kata
Tanpa napas

Lukisanku menempel pada lembar lembar kanfas kehidupan.


"Purnamaku Pilu"

Malam ku tertunduk
Lesu
Dingin menyengat
Urat urat ku penuh ragu

Ku pahat baris baris kegagalan
Dalam puing puing kecewa
Atas kenyataan
Yang tak terhitungkan

Ku tutup mata ku
Ku simpan hayal
Dalam kepiluan
Dan ku pupus kan harapan
Bersama sederet bintang yang tenggelam di antara . .
dinginya malam
Yang tak mampu Melukis
Segores Senyum di wajak ku
Purnama ku pilu tertunduk lesu,menatap bintang yang hilang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

arsip