Kala bayangan di ujung kaki
di celah gerbong harapanku
ku merintih,menyebut namaMU
Memangil melodi rasa
Dentingan tetes air surga
sejuk membasuh jiwa yang keronta
Kala tersambut uluran fatwa
jeritku bukanlah,dendang gereja tua
yang sia,kala penyangga rasa dari selaksa makna mengalunkan dendang irama titik titik cita
Damai menyentuh sukma
membelai jiwaku dengan jemari dewa
Aku tak lagi sendiri dalam kelana
aku bersamamu mengukir
bukit berbunga diantara pahatan pena sang pencipta
Maha karya sang penyangga rasa
jadikan pualam berlaksa makna
Menghapus tiara dalam kasta . . .Meskipun petir berdusta namun gersang telah sirna
terlindas lukisan bayanganku yang tertatih menggapai segenggam angan
melukis seuntai senyum dengan sebait ilusi
dalam rangkaian teater kehidupan
Dengan sejuta perjalanan malam
Kelam
Sekapur sirih
Alhamdulilah blog ini dapat kami susun, blog ini merupakan sarana menggali, menyalurkan dan mengembangkan Sastra di Trenggalek di mana di sini di sajikan karya putra-putri Trenggalek, baik berupa Puisi mau pun cerpen, semoga hadirnya blog ini mampu di terima di hati para pembaca kususnya pecinta sastra dan semoga mampu memberikan manfaat karena setidaknya adanya blog Trenggalek Sastra ini merupakan salah satu bukti bahwa Trenggalek Kaya akan Sastrawan dan penulis-penulis baru.
Kamis, 10 September 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
arsip
BAB
- artikel puisi (1)
- cerpen (6)
- esai (1)
- filsafat (5)
- geguritan tosa (1)
- Kontras (2)
- Lomba Puisi (11)
- Novel.Melan-Conys (3)
- pengertian puisi (1)
- Puisi Anak Kompas (10)
- puisi Aura (5)
- puisi terkenal (1)
- puisi TOSA (107)
- sejarah (1)
- tentang puisi (1)
- wayangan (2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar