Bersama mentari yang mulai beranjak kesinggasana mimpi kembali kucoba terbitkan ceritaku ini.Semoga tak ter dis koneksi.Selamat menikmati
CERITA PAGI
Pagi yang indah,berawal dengan senyum yang merekah bersama ufuk timur yang merona merah.Namun rupa wajahnya tak lagi cerah,Semua masih terbelenggu amarah.Dipagi buta itu dia menemuiku menyampaikan tentang ceritanya,tentang derita hatinya.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Seorang bapak bapak dengan seorang anak anak berjalan bergandengan tangan memasuki sebuah warung sederhana,memesan makanan alakadarnya.Santosa pun disana melihat mereka bersuka ria bercanda.Dalam hatinya terbit rasa cemburu,kapankah dia bisa seperti mereka.Lantas terbayang akan anaknya yang jauh disana,didesa bersama ibunya,entah mengapa 6 km begitu terasa jauh untuknya.jarak yang cukup dekat,tak lebih 10 menit perjalanan motor kesana.Begitu berat langkahnya.Entah rantai apa yang membelenggu kaki tangan dan hatinya.... Lihat Selengkapnya
Dia hendak menelepon sahabatnya untuk menceritakan tentang derita yang dirasakannya
"asalamualaikum"dia mulai menyapa
"wa,alaikum salam,batrei ku low"
kata temannya diseberang sana,dan setelah itu terputus hubungan.Urung semua hendak diceritakan,entah dengan siapa hendak dia bagikan.Akhirnya dia putuskan menulis sebuah catatan,setidaknya untuk mengurai beban.
Seorang wanita berambut lurus hitam dibawah bahu mendekat dan menyapanya dengan menyuguhkan senyuman
"enjing mas,ngersakne sarapan menopo?"sapa wanita itu.
Sayangnya disana tidak menyediakan menu makanan yang dia inginkan;sepiring nasi tiwul dan lalapan pecel lele dengan sambal khas ulekan istri tercintanya yang di hidangkan dengan penuh senyuman disamping seorang anak laki laki yang sedang melihat film kartun di acara televisi minggu pagi,sambil sesekali mengganggu sarapannya.Sebuah menu sarapan yang telah lama dia rindukan.
"pecel tempe mawon"jawabnya.
Dia teringat kakeknya,setiap kali keluar rumah dengannya kakeknya selalu mengajaknya mampir diwarung sederhana itu makan nasi pecel tempe.... Lihat Selengkapnya
Kakeknya sekarang sudah tua,sekitar 90th usianya.Kakeknya merawat dia sejak balita karena papa mamanya bercerai hingga mamanya harus pergi bekerja di kota untuk membiayai sekolahnya nanti.Dalam pikir santosa,kini dia sudah dewasa,sudah berkeluarga namun dia belum juga dapat menyicil sedikit saja untuk membayar kasih sayang kakeknya.Terbayang di benaknya seandainya saja pagi itu dia sarapan diwarung itu bersama kakeknya.Tak terasa matanya mulai berkaca kaca.
Makanan pesanannya datang juga,akhirnya dia menyantap nasi pecel itu meski tak senikmat ketika bersama dengan kakeknya.Selesei membayar dia meninggalkan warung itu."hendak kemana aku?"tanyanya dalam hati.
Ingin pulang menengok anaknya dan memberikan Rp.1000 untuk membeli es lilin rasa kacang hijau kesukaannya dirumah tetangga sebelah,lalu melihat mama nya memberi makan siputih jago kesayangannya yang telah lama tidak dia belai,kemudian menuju kamar neneknya
"wes penak awak e mbok,apane seng isih loro?"kata nya sambil duduk diranjang dan memijit kaki neneknya.
Lantas kakeknya yang baru saja datang menengok sawah menyapanya
"le mu muleh mau wes suwe le?Mau begi kok ndak muleh"... Lihat Selengkapnya
"nggeh".
Seperti biasa dia menjawab singkat begitu saja dan membiarkan kakeknya berfikir mengali dibalik jawabannya.Karena dia tak tau harus menjawab atau menjelaskannya.Tak mungkim dia akan mengajakan dia telah bosan dengan pernyataan pernyataan yang menyesakkan dada nyd dan dia telah jemu menjawab pertanyaan pertanyaan yang menyudutkannya yang selalu berlanjut dengan dentuman meja atau pintu dan berakhir dengan deru motor yang dipaksa berlari kencang.
Kemudian dia berlalu dari kamar neneknya,berharap sedikit senyum manis dari bibir istri tercintanya yang mengundangnya untuk melumatnya sebelum berangkat bekerja,seperti waktu waktu yang lalu
"Terlalu naifkah aku?"
begitu desahnya sambil menyandarkan diri di bangku.
"sudahlah sekarang saatnya mulai kerja,setidaknya meski tak pulang tentu kau tak lupa kewajibanmu memberi nafkah keluarga,meski keluargamu tak cukup kau beri uang saja,seperti kau yang juga merindukan mereka"
kataku menghiburnya,aku dapat mengerti dan merasa,karena dia laki laki seperti aku dan aku juga sering mengalami problem rumah tangga seperti dia,yang berawal dari cemburu buta karena rasa curiga akan hadirnya orang ketiga,entah meskipun itu sekedar kenangan lama.Dia hanya mendesah kembali sambil menyulut lagi gudang garam surya kesukaannya
"ok,to be continew”
kutepuk pundaknya sambil aku berlalu menuju ruang kerjaku.Siang hari saat jam kerja santosa kembali menemuiku dikantin,kubiarkan dia duduk didepanku
"takdir?"
begitu meluncur dari bibirnya bersama kepulan asap rokoknya
"ada apa dengan takdir?Kamu mengenalnya juga?"
jawabku bercanda
"salahkah aku?Salahkah takdir?Maling dulu juga tak pernah bercita cita jadi maling,tapi saat dia jadi maling,salahkah dia memilih jalan?Andai bisa memilih tentu dia akan memilih jadi ustat.Namun jangankan untuk memilih untuk bernafas saja tanpa ijin dan kehendak tuhan kita tak bisa,lantas salah siapa?Salah Tuhan?"
kubiarkan saja dia berkata,aku tau dia hendak menggali pembenaran dirinya
"salahkah cinta?Jika bisa akupun tak ingin mengunggah kenangan lama"
"cinta tak pernah salah,hanya saja terkadang salah waktu dan tempatnya,cinta juga datang tanpa diminta,datang semaunya,kadang datang dari mata,kadang juga dari telinga bahkan datang dari kata kata atau pula datang karena terbiasa.tak bisa dipaksa atau diusir begitu saja."
kataku sedikit membela agar dia lega
Pukul 13.00,saatnya mulai kerja kembali,kutarik lengannya ku seret dia ke ruang kerjanya
"jangan melamun saja,kerja yang bener,nanti kena marah bos,semua pasti ada jalan keluarnya"
kataku sambil ku tinggalkan dia.
Pukul 15.00 aku mulai berkemas,saatnya aku berangkat kuliah,kulihat santosa masih merenung diruang kerjanya
"ayo,pulang tidak"... Lihat Selengkapnya
sapaku sambil duduk di pinggir meja kerjanya
"entahlah,aku belum menemukan jawaban untuk pertanyaan istriku dan bagaimana aku akan menjelaskan atas pernyataannya"
jawabnya sambil mencocokkan puntung rokok ke asbak
"rekam saja semua pembicaraan kita,lalu kau putar nanti di telinga istrimu biar dia tau kau juga rindu padanya"
dia hanya diam
"atau kau katakan seperti biasa saja,kau tak mau bertenggar dengannya,lalu kau tinggal pergi menengok nenekmu"
dia masih tetap diam mungkin mencoba mencerna kata kataku
"pulanglah,setidaknya kau tengok nenekmu dan menemui mamamu agar dia tak berfikir macam macam"... Lihat Selengkapnya
kutinggalkan santosa tenggelam didanau hatinya.Setengah berlari aku menuju parkiran lantas kugeber motorku,sudah hampir habis jam pertama mata kuliahku,aku harus segera sampai ke kampus,sebelum dosen meninggalkan ruangan,agar aku masih bisa kebagian absen meski telah ketinggalan pelajaran.
17.45 selesei kuliahku,aku langsung kembali ketempat kerjaku,ku terobos saja gerimis senja dikotaku meski sedikit gelap karena motorku tanpa lampu.Pukul 20.00 nanti aku mulai kerja lagi,aku kebagian masuk sif malam,demikian juga santosa.Sampai ditempat kerja kulihat santosa masih disana,belum pulang dia rupanya,tidak pulang tentunya,iseng kusapa dia
"belum pulang sob"
"iya"jawabnya
wah dia menjawabku seperti menjawab pertanyaan kakeknya
"sudah makan"... Lihat Selengkapnya
"masih hujan"
kantin sudah tutup sejak sore tadi,bisa sakit anak ini jika kubiarkan,siang tadi jika tak kupaksa dia tak mau makan,mungkin jika tak kubawakan makanan nanti juga tak akan makan dia
"ya udah,aku keluar dulu cari makan nanti kau ku bawakan"
"to be continew"
jawabnya menggunakan kata kataku,lalu kuterobos gerimis senja itu.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Kutulis cerita dari teman sejatiku,untuk istrinya agar dia tau derita yang dirasakan suaminya.
@teman teman,terimakasih jempolnya,kunanti tanda tanganmu
@putri,terimakasih bantuannya
@kang cahyo,terimakasih ulasannya tentang takdir,sayangnya Tuhan belum mengijinkan kita bertemu malam ini,terbukti aku tidak dimenerobos gerimis ini untuk datang kerumahmu.
Tosa.spd@garasi 19.55,28 maret 2010
Sekapur sirih
Alhamdulilah blog ini dapat kami susun, blog ini merupakan sarana menggali, menyalurkan dan mengembangkan Sastra di Trenggalek di mana di sini di sajikan karya putra-putri Trenggalek, baik berupa Puisi mau pun cerpen, semoga hadirnya blog ini mampu di terima di hati para pembaca kususnya pecinta sastra dan semoga mampu memberikan manfaat karena setidaknya adanya blog Trenggalek Sastra ini merupakan salah satu bukti bahwa Trenggalek Kaya akan Sastrawan dan penulis-penulis baru.
Senin, 29 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
arsip
BAB
- artikel puisi (1)
- cerpen (6)
- esai (1)
- filsafat (5)
- geguritan tosa (1)
- Kontras (2)
- Lomba Puisi (11)
- Novel.Melan-Conys (3)
- pengertian puisi (1)
- Puisi Anak Kompas (10)
- puisi Aura (5)
- puisi terkenal (1)
- puisi TOSA (107)
- sejarah (1)
- tentang puisi (1)
- wayangan (2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar