Dalam sederet mimpi
Meretak kan tulang-tulang
Laju kereta menyeret ku
Menyusuri jalanan berbatu
Jalanan penuh liku
Tertatih ku dalam langkah
Kelu . . . .
Hingga menggeleng,ku tiada daya
Separo musim ku tanpa mentari
Ku terbuai sunyi
Dalam lelap . . .
Ku tatap pasak-pasak langit
Merayapi dinding kehidupan
Ku telusuri tapak-tapak mimpi
Dan,ku bersandar di ujung Tragedi
Tirta wangi . . .
Menyisakan sebait luka
Merantai . . .,rusuk waktu ku yang patah
Tirta wangi . . .
Kembalikan pagi ku
Meski dengan sejuta mimpi yang terkebiri
Atas kenangan yang tersangkar di kesunyian
Pudar . . .Tergilas mataremaja
Tirta wangi . . .
Masih ku ingat harum mu
Kala ku kecup lekuk nadi mu
Yang ku titi . . .Tiap batas waktu
Tirta wangi . . .
Malam ku pudar di telan sunyimu
Tirta wangi . . .
Bulan telah berpamitan
Namun kenangan mu abadi
Tersangkar dalam tetes-tetes kasih
Tirta wangi . . .
Embun rindu ku tak mampu melukis senyum indahmu,panoramamu . . .
Yang tertelan lorong waktu
Tirta wangi . . .
Ku ingin kembali mengukir sepoi sejuk di kakimu
Menggapai mentari,mewujudkan mimpi.
Menghapus . . .sisa-sisa Tragedi.
Tirta wangi . . .
Kenangan mu abadi,bersama sebait lagu bisu
Mengubur tiap tetes mimpi,atas asa yang tersisa.
Tirta wangi . . .
Tak mampu lagi ku kais makna,untuk mengeja fatwa di balik derita.
Sebagai tiara,medali tiap tetes siksa yang tersisa
Dari . . . Tragedi Tirta wangi.
"Misteri Tirta wangi"
Tirta wangi . . .
Dimana engkau kini?
Kemana engkau pergi?
Kemana hendak ku cari?
Tirta wangi . . .
Tempat terindah aku menanti
Tirta wangi . . .
Kau simpan selaksa makna
Meski sehasta pun kau tak pernah peduli
Tirta wangi . . .
Ku harap engkau kembali
Tuk katakan tentang keindahan.
Keindahan Tirta wangi,yang tak pernah aku mengerti
Tirta wangi . . .
Kian ku kejar . . .kian kau berlari
Kian ku cari . . .Kian kau sembunyi
Kian ku tanya . . .Kian ku tak mengerti
Misteri dibalik senyum mu.
Filosofi . . .Keindahan mu
Tirta wangi . . .
Walau kau tak ku dapati
Meski kau tak ku miliki.
Namun ku berharap . . .
Senyum mu kan kembali
Mengukir garis-garis mimpi
Menyinari hati ku
Memberi warna hidup ku
Temani hari indahku
Sampai ku di peluk bumi . . .
Tirta wangi kembali.
"OH PERIH"
Pucuk bambu bergesek
Memangil . . .
Menyayat . . .Pilu.
Selaksa ragu dampingi kelana
Semu . . .
Dan semua maya
Semaya setetes senyum sia . . .
Senyum dusta.
Dalam hadir yang tiada bermakna.
Harapkan oase
Namun,oase maya.
Menanti mentari dalam sunyi
Menunggu pagi dalam gulita
Memetik bintang di tengah terang
Tandus . . .
Gersang . . .
Sekering daun bambu
Dalam sedalam sayap rasa
Sekeping jiwa hampa
Tersayat pilu
Selaksa pilu serasa penuhi sudut asa
Oh tuhan . . .
Tiada hujan di lembah gersang.
Dan Ilalang itu pun kering.
Inikah coba-an
Ini kah ujian?
Kering daun bambu sekering hatiku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar